Aditya
Nuriansyah
10213246
3EA28
1.
KEPRIBADIAN DAN NILAI GAYA HIDUP
Kepribadian.
Kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN.
Para ahli tampaknya masih sangat
beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian
kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner
Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang
berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan
satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat
dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah
penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu
proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan
unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu
satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur
psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang
kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak
dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori
Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm,
Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt
Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari
Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara
itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang
di dalamnya mencakup :
· Karakter yaitu
konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat.
· Temperamen yaitu
disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
· Sikap; sambutan
terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
· Stabilitas emosi
yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan.
Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
· Responsibilitas
(tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci
tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang
berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang
terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Nilai Gaya Hidup.
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan
dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai
secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.
Gaya hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari
kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah
bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya
hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred
Adler, pada tahun 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami
pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961.
Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan
lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang
lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.
Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat secara teratur, makan makanan 4 sehat
5 sempurna, dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak
sepatutnya, makan sembarangan, dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya
hidup
2. MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
Sikap adalah
pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan
perasaan seseorang terhadap sesuatu
Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima
tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari
penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki
hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan
dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan
secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan
tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.
Faktor
-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor
Personal :
1 1.
Faktor Biologis Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan
berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku
sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam
jiwa manusia.2.
2 2. Faktor Sosiopsikologis Kita
dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
Komponen
Afektif
merupakan
aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena
erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
Komponen
Kognitif
Aspek
intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen
Konatif
Aspek
volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Faktor
Situsional :
Salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah
faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia
dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasionalini berupa:
1. faktor rancangan dan
arsitektural, misal penataan ruang
2. faktor temporal, misal
keadaan emosi
3. suasana perilaku, misal
cara berpakaian dan cara berbicara
4. teknologi
5. faktor sosial, mencakup
sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
6. lingkungan psikososial
yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Definisi budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Struktur konsumsi.
Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga
beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap
harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan
kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan
sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan
peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik
keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
Dampak Nilai- Nilai Inti Terhadap Pemasar
1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai
banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena
ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman,
aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan
berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk
atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian
individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang
akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar
kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga
semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga
dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi
kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi
keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan
lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan
gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya
tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan
manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu
keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan
ketersediaan untuk membelinya.
SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar